METODE PENDINGINAN IKAN
Proses pendinginan ikan
dapat dilakukan dengan cara penggunaan udara dingin (chilling in cold air),
pemberian es (icing) atau penggunaan air dingin (chilling in water). Banyak
bahan pendingin yang dapat digunakan untuk menurunkan temperatur tubuh ikan, diantaranya
es kering, air laut yang didinginkan atau es batu. Dari cara pendinginan di
atas, penggunaan es batu lebih banyak dilakukan oleh masyarakat untuk
menurunkan suhu ikan dan mempertahankan kondisi tersebut selama diperlukan,
sedangkan penggunaan air laut yang didinginkan dilakukan oleh nelayan.
1. Cara Pendinginan Ikan
Dengan Es
Petani ikan dan nelayan
pada umumnya melakukan proses pendinginan ikan dengan menggunakan es batu
karena alasan kemudahan. Cara penanganan ikan dengan es sangat beragam tergantung
tempat, jenis ikan, dan tujuan pendinginan. Faktor yang penting dalam proses
pendinginan ikan adalah kecepatan. Semua pekerjaan harus dilakukan secara cepat
agar suhu ikan cepat turun. Es yang digunakan harus berukuran kecil, makin
kecil ukuran es maka makin banyak permukaan yang bersinggungan dengan es
sehingga proses pendinginan akan berlangsung lebih cepat.
Cara ideal mencampur
ikan dengan es yaitu membuat lapisan es pada dasar, kemudian diatasnya selapis
ikan, dilanjutkan dengan lapisan es lagi, demikian seterusnya.
Fungsi es dalam hal ini
:
a. Menurunkan suhu daging sampai mendekati 0˚C.
b. Mempertahankan suhu ikan tetap dingin.
c. Menyediakan air es untuk mencuci lendir, sisa-sisa darah,
dan bakteri dari permukaan badan ikan.
d. Mempertahankan keadaan berudara (aerobik) pada
ikan, selama disimpan dalam palka.
Ada dua cara pendinginan
ikan dengan menggunakan es batu. Yaitu:
a. Tumpukan
Es batu yang telah
disiapkan segera ditebarkan ke dasar wadah penyimpanan ikan sehingga membentuk
lapisan es setebal 5 cm. Kemudian ikan yang telah dicampur es batu dimasukkan
ke dalam wadah tersebut. Pada lapisan ikan paling atas ditutupi dengan hancuran
es batu setebal 7 cm, lalu wadah ditutup agar tidak terjadi kontaminasi dengan
udara diluarnya. Es batu dan ikan ditumpuk sedemikian rupa sehingga semua ikan
tertutup es batu.
b. Berlapis
Es batu ditaburkan ke dasar wadah penyimpanan ikan hingga
membentuk lapisan es setebal 5 cm. Selanjutnya diatasnya disusun ikan secara
teratur degan bagian perur menghadap ke bawah agar cairan es batu yang meleleh
tidak tergenang di bagian perut ikan. Di atas lapisan ikan tersebut ditaburkan
es setebal 3-5 cm. Usahakan agar seluruh tubuh ikan tertutup lapisan es
tersebut. Penyusunan lapisan es dan ikan tersebut dilanjutkan terus hingga
mencapai permukaan wadah. Pada bagian paling atas ditaburkan kembali lapisan es
setebal 7 cm dan kemudian tutup wadah sebaik mungkin agar tidak terjadi
kontaminasi dengan lingkungan sekelilingnya.
Jumlah es yang digunakan
Jumlah es yang di gunakan harus di
sesuaikan dengan jumlah ikan yang akan di tangani akan di peroleh suhu
pendinginan yang optimal. Jika jumlah es terlalu sedikit dibandingkan jumlah
ikannya maka suhu pendinginan yang dihasilkan tidak cukup dingin untuk
mempertahankan kesegaran ikan dalam waktu yang di tentukan.
Lama pemberian es
Perkiraan
lama pendinginan ikan dengan es harus di perhitungkan dengan cermat. Hal yang
menyangkut jumlah es yang digunakan untuk mengatasi es yang mencair. Kecepatan
es mecair atau melebur di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Volume kotak atau wadah yang di
gunakan.
2. Bahan atau material wadah.
3. Penggunaan isolasi dan jenis isolasi.
4. Suhu lingkungan di luar wadah atau
kotak pendinginan.
Kondisi fisik ikan
Kondisi fisik
ikan sebelum penanganan ( sebelum di eskan ) harus di perhatikan. Ikan-ikan
yang kondisi fisiknya jelek, misalnya lecet-lecet, memar, sobek, atau luka pada
kulit, sebaiknya dipisahkan dari ikan yang kondisi fisiknya baik. Hal ini di
sebabkan darah dari ikan yang luka akan mencemari atau mengontaminasi ikan yang
masih baik kondisinya.
Ukuran dan jenis wadah yang digunakan
volume
kotak yang lebih luas akan mempercepat pencairan es. Hal ini dengan jumlah
panas yang masuk ke dalam kotak melalui permukaannya. Semakin besar luas
permukaan maka panas yang masuk ke dalam kotak semakin besar pula.
·
PENDINGINAN
IKAN MENGGUNAKAN ES DITAMBAH GARAM
Media pendinginan es yang di tambah
garam (NaCl) juga banyak di gunakan dalam penanganan ikan segar. Media pendinginan
ini terutama digunakan oleh para pedagang pengencer ikan untuk menyimpan ikan
yang tidak terjual pada penjualan hari pertama. Es yang ditambah garam dapat
menyerap panas dari tubuh ikan lebih besar dari pada media es saja. Oleh karena
itu, ikan yang diberi perlakuan dengan media pendingin es di tambah garam
mempunyai suhu yang sangat rendah dan bahkan dapat lebih rendah dari 0ºC.
·
PENDINGINAN
IKAN MENGGUNAKAN ES DI TAMBAH ES KERING (CO2 PADAT)
Penggunaan media pendingin es di tambah
es kering dalam penanganan ikan segar masih terbatas di kalangan tertentu saja. Umumnya
penggunaan es di tambah es kering hanya untuk pengangkutan udang windu dan
jenis ikan bernilai ekonomis tinggi saja.hal ini di sebabkan harga es kering
masih relatif mahal.
Media es
ditambah es kering mempunyai kemampuan menyerap panas ikan lebih besar
dibandingkan media es saja.dengan demikian,suhu ikan akan menjadi sangat rendah
sampai dibawah 0ºC dan kecepatan penurunan suhunya pun lebih cepat.
·
PENDINGINAN
IKAN MENGGUNAKAN AIR DINGIN
Air dingin merupakan media pendingin
yang memanfaatkan air yang di dinginkan untuk menyerap panas. Sebagai media
pendingin, air mempunyai kemampuan lebih besar daripada es untuk bersinggungan
atau melakukan kontak langsung dengan seluruh permukaan ikan.
Ada 6 jenis pendinginan ikan dengan
air dingin:
1. Air tawar di
dinginkan dengan es (chilled fresh water,CFW),
2. Air laut di
dinginkan dengan es (chilled sea water,CSW),
3. Air laut di
dinginkan secara mekanis (refrigerated sea water,RSW),
4. Air tawar di
dinginkan secara mekanis (refrigerated fresh water,RFW),
5. Air garam di
dinginkan dengan es (chilled brine, CB),
6. Air garam di
dinginkan secara mekanis (refrigerated brine, RB).
2.
Cara Pendinginan Ikan Dengan Udara Dingin
Metode pendinginan dengan udara
dingin atau disebut juga dengan istilah Chilling in cold air. cara
ini tidak jauh beda dengan cara pendinginan dengan menggunakan es. sebab
pelaksanannya antara es dengan uadara dingin dikombinasikan menjadi satu,
sehingga tercipta suatu keadaan yang bena baik untuk melakukan pengawetan pada
ikan. ikan yang akan di awetkan diberi hancuran es dan disusun secara
berlapis-lapis di dalam suatu ruangan atau peti khusus penyimpanan. kemudian
didalam peti atau ruangan tersebut dialiri udara dingin agara temperatur tetap
rendah dan tak berubah. pendinginan ikan ini merupakan salah satu proses yang
umum digunakan untuk mengatasi masalah pembusukan ikan, baik selama
penangkapan, pengangkutan, maupun penyimpanan sementara sebelum diolah menjadi
produk lain. keuntungan yang diperoleh dari proses pendinginan ikan adalah
bahwa sifat asli ikan relatif tidak berubah seperti tekstur, rasa, bau dsb
terutama pada jenis ikan tuna, tenggiri, bawal, kakap dan lemuru. Oleh karena
itu ikan yang belum mengalami proses apapun masih dapat dianggap sebagai ikan
segar. selain itu pendinginan adalah cara termurah, cepat dan efektif.
Penggunaan median pendingin dengan udara dingin banyak digunakan
untuk pengangkutan ikan dengan mobil-mobil boks, kontainer, atau
gerbong-gerbong kereta. Penggunaan media udara dingin di atas kapal hanya
terbatas pada kapal-kapal ikan yang berukuran besar yang lama berlayarnya
sampai berbulan-bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar