Kamis, 29 Maret
2018
ENZIM
Trisda Sela Mutiara
4443160022
4B
Kelompok 5
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
ABSTRAK
Enzim adalah molekul protein yang kompleks
yang di hasilkan oleh sel hidup yang berfungsi sebagai katalisator dalam
berbagai proses kimia di dalam tubuh makhluk hidup. Sebagai katalisator, enzim tidak ikut bereaksi tetapi hanya mempercepat proses reaksi.
Struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi. Karena itu peran
serta enzim dalam suatu reaksi tidak akan mempengaruhi kesetimbangan reaksi Pada buah pepaya mengandung suatu enzim yang dinamakan
enzim papain. Papain adalah salah satu
enzim
proteolitik yang dihasilkan dari isolasi penyadapan getah buah pepaya. Bakso ikan merupakan produk
olahan pangan yang berbahan dasar ikan, tepung tapioka dan rempah-repah. Praktikum mengenai enzim dilakukan pada hari kamis,
29 maret 2018, pada pukul 10.00 sampai pukul 12.00 WIB. Bertempat di
Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPHP). Tujuan dari praktikum
biokimia hasil perairan mengenai enzim adalah untuk mengetahui kecepatan katalis suatu enzim,
mengetahui pengaruh suhu, pengeruh konsentrasi enzim, dan konsentrasi substrat
terhadap aktivitas enzim. Hasil yang didapat
dalam percobaan ini adalah menunjukkan bahwa semakin rendah suhu maka kecepatan
enzim papain lambat, semakin besar konsentrasi pada substrat maka semakin
lambat kecepatan enzim papain dalam menghidrolisis, serta semakin besar enzim
maka semakin cepat reaksinya.
Kata Kunci
: Bakso Ikan, Enzim, Enzim Papain
PENDAHULUAN
Enzim adalah molekul protein yang kompleks yang di hasilkan oleh sel
hidup yang berfungsi sebagai katalisator dalam berbagai proses kimia di dalam
tubuh makhluk hidup. Sebagai katalisator, enzim tidak ikut bereaksi
tetapi hanya mempercepat proses reaksi. Struktur enzim tidak berubah baik
sebelum dan sesudah reaksi. Karena itu peran serta enzim dalam suatu reaksi
tidak akan mempengaruhi kesetimbangan reaksi. Enzim disintesis dalam bentuk calon
enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang
tepat. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen. Enzim tersusun atas dua bagian yang saling
berpasangan. Jika pasangan enzim ini di pisahkan maka akan berada dalam kondisi
tidak aktif. Kedua bagian itu di sebut Apoenzim dan Koenzim.
Untuk dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, enzim harus berada dalam
kondisi aktif dan sempurna. Enzim yang sempurna terdiri atas Apoenzim dan
Koenzim dan di sebut holoenzim. Komponen utama enzim adalah protein. Tapi tidak
semua protein bertindak sebagai enzim. Karena protein yang membentuk enzim
sifatnya fungsional, bukan protein struktural. Enzim dibentuk dalam protoplasma
sel. Enzim yang beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya disebut endoenzim.
Sedangkan enzim yang beraktivitas diluar sel tempat sintesisnya disebut
eksoenzim. Sebagian besar enzim bersifat endoenzim dan diberi nama sesuai
dengan nama substrat yang di bentuknya atau reaksi yang di katalisnya. Enzim
memiliki sifat-sifat yang membedakannya dengan senyawa lain.
Enzim memiliki tenaga katalitik yang luar biasa, yang biasanya jauh lebih
besar dari katalisator sintetik. Enzim mempercepat reaksi kimia tanpa
pembentukan produk samping. Aktivitas katalitik enzim bergantung pada
integritas strukturnya sebagai protein. Sebagai contoh, jika enzim direaksikan
dengan asam kuat atau diinkubasi dengan tripsin yaitu perlakuan yang akan
memotong rantai polipeptida sehingga terjadi konformasi struktur yang dapat
menyebabkan aktivitas katalitiknya hilang. Selanjutnya perlakuan panas dan
perlakuan pH yang jauh menyimpang dari keadaan normalnya juga akan
menghilangkan aktivitas katalitiknya (Anggraini 2013).
Papain adalah salah satu enzim proteolitik yang dihasilkan dari
isolasi penyadapan getah buah pepaya (Carica papaya, L.). Papain memiliki
EC 3.4.4.10 yang tersusun atas 212 residu asam amino dengan berat molekul 21000
Dalton. Papain merupakan
enzim protease yang terkandung dalam getah papaya, baik dalam buah, batang dan
daunnya. Sebagai enzim yang berkemampuan memecahkan molekul protein, dewasa ini
papain menjadi suatu produk yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik
di rumah tangga maupun industri.
Tujuan dari
praktikum enzim yaitu untuk mengetahui kecepatan katalis suatu enzim,
mengetahui pengaruh suhu, pengeruh konsentrasi enzim, dan konsentrasi substrat
terhadap aktivitas enzim.
TINJAUAN PUSTAKA
Bakso
ikan merupakan salah satu bentuk pengolahan yang menggunakan daging ikan
sebagai bahan dasarnya dengan tambahan tepung tapioka dan bumbu dengan bentuk
bulat halus dengan tekstur kompak, elastis dan kenyal. Baksos merupakan produk
olahan daging yang cukup digemari masyarakat. Ikan yang digunakan sebagai bahan
baku dalam pembuatan bakso ikan haruslah dipilih dari jenis yang memiliki kadar
gizi dan kelezatan yang tinggi, tidak terlalu amis dan benar-benar masih segar.
Beberapa jenis ikan baik ikan tawar, payau dan laut dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan bakso ikan. Beberapa jenis ikan air tawar yang dapat
digunakan dalam pembuatan bakso ikan antara lain lele, ikan mas, ikan patin dan
nila merah. Sedangkan ikan air payau yang dapat digunakan adalah bandeng, payus
dan mujair.
Enzim adalah molekul
protein yang kompleks yang di hasilkan oleh sel hidup yang berfungsi sebagai
katalisator dalam berbagai proses kimia di dalam tubuh makhluk hidup. Sebagai katalisator, enzim tidak ikut bereaksi tetapi hanya mempercepat proses
reaksi. Struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi. Karena
itu peran serta enzim dalam suatu reaksi tidak akan mempengaruhi kesetimbangan
reaksi. Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian
diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Bentuk enzim yang tidak
aktif ini disebut zimogen.
Enzim tersusun atas dua bagian yang saling berpasangan. Jika pasangan enzim ini
di pisahkan maka akan berada dalam kondisi tidak aktif. Kedua bagian itu di
sebut Apoenzim dan Koenzim.
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat
dalam sel hidup. Sampai saat ini kira-kira lebih dari 2000 enzim telah
teridentifikasi yang masing-masing berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia
dalam sistem hidup. Sintesis enzim terjadi di dalam sel dan sebagian besar
enzim dapat diperoleh dari ekstraksi dari jaringan tanpa merusak fungsinya.
Diperkirakan terdapat 3000 macam enzim di dalam sel. Tanpa enzim maka reaksi
seluler berlangsung sangat lambat, bahkan mungkin tidak terjadi reaksi. Dalam
mengkatalisis suatu reaksi, enzim bersifat sangat spesifik, sehingga meskipun
jumlah enzim dan substratnya sangat banyak, tidak akan terjadi kekeliruan
(Iswari 2006).
Enzim memiliki tenaga katalitik yang
luar biasa, yang biasanya jauh lebih besar dari katalisator sintetik. Enzim
mempercepat reaksi kimia tanpa pembentukan produk samping. Aktivitas katalitik
enzim bergantung pada integritas strukturnya sebagai protein. Sebagai contoh,
jika enzim direaksikan dengan asam kuat atau diinkubasi dengan tripsin yaitu
perlakuan yang akan memotong rantai polipeptida sehingga terjadi konformasi
struktur yang dapat menyebabkan aktivitas katalitiknya hilang. Selanjutnya
perlakuan panas dan perlakuan pH yang jauh menyimpang dari keadaan normalnya
juga akan menghilangkan aktivitas katalitiknya (Lehninger 1993).
Enzim papain
merupakan jenis enzim protease yang terdapat pada getah pepaya. Cairan putih
kental seperti susu ini banyak dijumpai pada bagian batang, buah maupun
daunnya. Volume getah pepaya ini jauh lebih banyak pada bagian yang muda
ketimbang yang tua. Manfaat pada enzim papain ini dapat membantu tubuh untuk
memproduksi enzim pencernaan, karena buah pepaya sangat baik bagi sistem
pencernaan manusia. Enzim yang berperan penting dalam hidrolisis protein ada 2
yaitu, proteolitik yang dapat memecah ikatan protein menjadi peptida dan
peptidase yang dapat memecah ikatan peptida menjadi asam amino. Dengan
kombinasi protease dan peptidase yang dapat memecah 90% ikatan peptida. Enzim papain mempunyai daya tahan panas
paling tinggi diantara enzim-enzim proteolitik lainnya. Aktivitas enzim selain
dipengaruhi oleh proses pembuatannya juga dipengaruhi oleh umur dan jenis
varietas pepaya yang digunakan (Demam 1997). Menurut Demam (1997) papain juga
tidak mengandung karbohidrat seperti pada bromelin dan ficin, sehingga mempunyai
energi aktivasi yang lebih rendah karena lebih murni dibandingkan enzim lain.
Kualitas papain ditentukan oleh aktivitas proteolitk, semakin tinggi aktivitas
proteolitiknya makan semakin baik kualitas enzimnya.
Kerja enzim
dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman,
kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH optimum yang
berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk
jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak
dapat berkerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini
akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga
dipengaruhi molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas
enzim, sedangkan activator adalah meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan
racun adalah inhibitor enzim.
Papain merupakan salah satu jenis
enzim. Enzim adalah jenis protein yang mempunyai sifat yang sangat beragam dan
spesifik, mempunyai struktur tiga dimensi tertentu yang dapat mengkatalisis
reaksi-reaksi biologik (aktivitas biokatalitik). Karena konformasi pusat aktif
enzim spesifik untuk substrat tertentu dan reaksi enzimatik hampir tidak
menghasilkan produk samping serta daya katalitik enzim sangat kuat walaupun
pada kondisi reaksi lunak. Reaksi enzim berlangsung dalam suhu dan pH optimum,
enzim menaikkan laju reaksi karena dengan adanya enzim, maka reaksi yang
terjadi akan mempunyai energi aktivasi lebih rendah dari reaksi biasanya.
Papain adalah
salah satu
enzim
proteolitik yang dihasilkan dari isolasi penyadapan getah buahpepaya (Carica
papaya, L.). Papain memiliki EC 3.4.4.10 yang tersusun atas 212 residu
asam amino dengan berat molekul 21000 Dalton .
Papain
merupakan enzim protease yang terkandung dalam getah papaya, baik dalam buah,
batang dan daunnya. Sebagai enzim yang berkemampuan memecahkan molekul protein,
dewasa ini papain menjadi suatu produk yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia, baik di rumah tangga maupun industri. Enzim papain
berasal dari buah pepaya, sedangkan kandungan tertinggi papain terdapat pada
buah pepaya muda. Pepaya tergolongdalam famili Caricaceae dan khas tumbuh di
negara tropis.
Semua bagian
dari pepaya dapat dimanfaatkan dengan baik
untuk kesejahteraan manusia. Mulai dari daun,
buah yang masih muda maupun yang telah matang, hingga
batangnya pun dapat dimanfaatkan. Buah papaya mengandung 46 KKal, protein 0.50
gram, karbohidrat12.20 gram, kalsium 23 mg, besi 1.7 mg, vitamin A 365 SI,
vitamin B10.04 mg, vitamin C 78.9 mg, dan air 86.7 mg. Lebih dari lima puluh
jenis asam amino terkandung dalam getah buah pepaya muda, antara lain asam
aspartat, treonin, serin, asam glutamat, prolin, glisin, alanin,valine,
isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin, histidin, lysine, arginin,triptophan,
dan sistein.
Papain dapat
digunakan dalam industri pengolahan daging dan restoran besar dengan penggunaan papain maka pemakaian
energibahan bakar untuk melunakkan daging dapat di hemat sehingga terjadi
penurunan biaya produksi. selain itu,daging dari hewan tuapun dapat menjadi
lunak kalau menggunakan papain. Biasanya daging hewan tua berstruktur sangat
keras (alot). Dengan demikian,
sehingga
hadirnyapapain dapat menaikkan eksport hewan tua yang sebelumnya tidak lakudi pasaran.
Papain sebagai pelunak daging (meat tenderizer) banyak diperdagangkan dalam kemasan kecil sesuai kebutuhan rumah
tangga. Biasanya sebelum dikemas, papain ini sudah di campur bahan lainseperti:
gula dan garam agar kandungan papainnya tidak terlalu kuat.
Dalam dunia perdagangan dikenal dua jenis papain,
yaitu papain kasar (crude papain) dan papain murni. Papain kasar adalah getah
pepaya yang dikeringkan kemudian dihaluskan menjadi Getah pepaya yang merupakan
bahan dari tepung kering ini terdiri dari empat macam enzim proteolitik yang
saling berbeda sifat fisik dan katalisnya. Keempat enzim yang dimaksud adalah
papain, chimospapain A, chimospapain B, dan ppain peptidase A. Oleh karena
sifat chimospapain A dan chimospapain B agak mirip, maka keduanya dapat disebut
sebagai chimospapain saja. Keempat jenis enzim proteolitik tersebut biasanya
disebut papain kasar. Sifat enzimatis papain kasar ini sangat tinggi karena
terdiri dari gabungan keempat enzim tersebut. Papain murni adalah hasil
pemisahan pemurnian papain kasar menjadi keempat enzim proteolitik. Papain
murni banyak digunakan dalam industri farmasi.
METODOLOGI
Praktikum Biokimia
Hasil Perairan tentang Enzim dilakukan pada hari Kamis, 29 Maret 2018 pukul
10.00 sampai 12.00 WIB di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
Juruan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes,
thermometer, hotplate, senter, baskom dan stopwatch. Sedangkan bahan yang
gunakan adalah air pepaya, ekstrak produk bakso ikan dan es batu.
Prosedur kerja pada
pengaruh suhu terhadap kerja enzim adalah siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan pada praktikum tentang enzim. Selanjutnya siapkan 6 tabung reaksi
kosong beserta rak tabung reaksi. Kemudian ekstrak produk olahan pepaya dan
bakso ikan. Lalu masukan 1 ml ekstrak produk olahan dan air pepaya ke dalam
3 tabung reaksi berbeda. Langkah
selanjutnya tuangkan air pepaya kedalam tabung reaksi yang berisi ekstrak
produk olahan lalu simpan percobaan di suhu dingin, ruang dan panas. Kemudian
amati perubahan menggunakan senter dan catat berapa detik perubahan tersebut,
lalu catat hasil dalam bentuk tabel dan grafik tersebut.
Berikut diagram alir
prosedur kerja uji pengaruh suhu terhadap kerja enzim:
Masukan 1 ml
ekstrak produk olahan dan air pepaya ke dalam 3 tabung reaksi yang berbeda
|
Siapkan alat dan
bahan
|
Simpan percobaan
di suhu dingin, ruang dan panas
|
Amati perubahan
menggunakan senter dan catat berapa detik perubahan tersebut
|
Tuang air pepaya
ke dalam tabung reaksi yang berisi ekstrak produk olahan
|
Siapkan 6 tabung
reaksi berserta rak tabung reaksi
|
Catat hasil dalam
bentuk tabel dan grafik
|
Gambar 1. Diagram alir prosedur
kerja pengaruh suhu terhadap kerja enzim.
Prosedur kerja
pengaruh konsentrasi pada substrat adalah siapkan alat dan bahan, lalu siapkan
6 tabung reaksi beserta rak tabung reaksi. Kemudian buat ekstrak produk olahan
dan air pepaya, lalu masukan ke dalam tabung reaksi dengan perlakuan 1 ml, 2 ml
dan 3 ml ekstrak produk olahan ke dalam 3 tabung reaksi berbeda. Selanjutnya
masukan 1 ml air pepaya ke dalam tabung 3 reaksi yang berbeda lalu tuang air
pepaya ke dalam tabung reaksi yang berisi ekstrak produk olahan tersebut.
Kemudian amati perubahan menggunakan senter dan catat berapa menit untuk
melakukan perubahan pada tabung reaksi dan langkah terakhir adalah catat hasil
dalam bentuk tabel dan grafik.
Siapkan alat dan
bahan
|
Catat hasil dalam
bentuk tabel dan grafik
|
Siapkan 6 tabung
reaksi berserta rak tabung reaksi
|
Amati perubahan
menggunakan senter dan catat berapa detik perubahan tersebut
|
Masukan 1 ml, 2
ml dan 3 ml. ekstrak produk olahan berbeda
|
Masukan 1 ml air
pepaya ke dalam 3 tabung reaksi yang berbeda
|
Tuang air pepaya
ke dalam tabung reaksi yang berisi ekstrak produk olahan
|
Gambar 2. Diagram alir prosedur
kerja pengaruh konsentrasi
substrat pada kerja enzim
Prosedur kerja
terhadap pengaruh konsentrasi enzim adalah siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan. Kemudian siapkan 6 tabung reaksi beserta rak tabung reaksi. Lalu
lakukan ekstrak produk olahan dan air pepaya, selanjutnya masukan 1 ml ektrakk
produk olahan ke dalam 3 tabung reaksi berbeda dan masukan air pepayan ke dalam
tabung reaksi dengan perlakuan 1 ml, 2 ml dan 3 ml ke dalam tabung reaksi yang
berbeda. Tuangkan air pepaya ke dalam tabung reaksi yang berisi ekstrak produk
olahan, lalu amati perubahan menggunakan senter dan cata berapa menit perubahan
tersebut. catat hasil dalam bentuk tabel dan grafik.
Berikut diagram alir prosedur
kerja terhadap pengaruh konsentrasi
enzim:
Catat hasil dalam
bentuk tabel dan grafik
|
Siapkan 6 tabung
reaksi berserta rak tabung reaksi
|
Tuang air pepaya
ke dalam tabung reaksi yang berisi ekstrak produk olahan
|
Masukan 1 ml
ekstrak produk olahan ke dalam 3 tabung reaksi yang berbeda
|
Amati perubahan
menggunakan senter dan catat berapa detik perubahan tersebut
|
Masukan 1 ml, 2
ml dan 3 ml. ekstrak air pepaya ke dalam tabung reaksi yang berbeda
|
Siapkan alat dan
bahan
|
Gambar 3. Diagram alir prosedur kerja
terhadap pengaruh konsentrasi enzim.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum biokimia hasil
perairan yang telah dilakukan mengenai enzim, maka diperoleh hasil berupa tabel
dan grafik sebagai berikut :
Tabel
1. Hasil Uji Pengaruh Suhu Terhadap Kerja Enzim
Suhu
|
Waktu (t)
|
1/t
|
5
|
30,8 detik
|
0,032
|
20
|
16,3 detik
|
0,061
|
70
|
38,9
detik
|
0,026
|
Grafik 1. Hasil Uji Pengaruh Suhu Terhadap Kerja Enzim
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan mengenai enzim, maka diperoleh hasil berupa tabel dan grafik diatas
yaitu mengenai uji pengaruh suhu terhadap kerja enzim. Penggunaan bakso ikan
pada praktikum enzim ini adalah berfungsi sebagai substrat karena bakso ikan
mengandung protein sedangkan penggunaan ekstrak pepaya ini adalah berfungsi
sebagai enzim yang dimana pepaya mengandung enzim papain. Pada suhu dingin
(rendah) yaitu pada suhu 5
, waktu yang diperlukan enzim yaitu
ekstrak pepaya dalam menggumpalkan substrat (bakso ikan) adalah 30,8 detik.
Pada suhu ruangan yaitu pada suhu 20
, waktu yang diperlukan enzim yaitu
ekstrak pepaya dalam menggumpalkan substrat (bakso ikan) adalah 16,3 detik.
Sedangkan pada suhu panas (tinggi) yaitu pada suhu 70
, waktu yang diperlukan enzim yaitu
ekstrak pepaya dalam menggumpalkan substrat (bakso ikan) adalah 38,9 detik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh
tersebut menunjukkan bahwa semakin rendah suhu, maka kecepatan suatu kerja
enzim dalam proses menggumpalkan adalah lambat. Temperatur sangat erat
berhubungan dengan energi aktivasi dan kestabilan enzim. Peningkatan temperatur
dapat menyebabkan peningkatan kecepatan reaksi dan secara bersamaan
meningkatkan inaktivasi enzim (Stauffer 1989 diacu dalam Kumaunang dan Kamu 2011). Kenaikan temperature yang
lebih tinggi dapat merusak struktur enzim sehingga fungsi kerja enzim dapat
berkurang (Pakpahan 2009 diacu dalam
Kumaunang dan Kamu 2011).
Tabel 2.
Hasil Uji Pengaruh Konsentrasi Substrat Terhadap Kerja Enzim
Substrat
|
Waktu (t)
|
1/t
|
1:1
|
24,9 detik
|
0,040
|
1:2
|
22 detik
|
0,045
|
1:3
|
36,3 detik
|
0,028
|
Grafik
2. Hasil Uji Pengaruh Konsentrasi Substrat Terhadap Kerja Enzim
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan mengenai enzim yang telah dilakukan, maka
diperoleh hasil berupa tabel dan grafik diatas yaitu mengenai uji pengaruh
konsentrasi substrat terhadap kerja enzim. Penggunaan bakso ikan pada praktikum
enzim ini adalah berfungsi sebagai substrat karena bakso ikan mengandung
protein sedangkan penggunaan ekstrak pepaya ini adalah berfungsi sebagai enzim
yang dimana pepaya mengandung enzim papain. Pada perbandingan ekstrak pepaya
dengan ekstrak bakso ikan yaitu 1:1 menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan
enzim dalam proses penggumpalan adalah sebesar 24,9 detik. Pada perbandingan ekstrak
pepaya dengan ekstrak baso ikan yaitu 1:2 menunjukkan bahwa waktu yang
dibutuhkan enzim dalam proses penggumpalan adalah sebesar 22 detik. Sedangkan
pada perbandingan ekstrak pepaya dengan ekstrak bakso ikan yaitu 1:3
menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan enzim dalam proses penggumpalan adalah
sebesar 36,3 detik. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa
semakin besar konsentrasi substrat dari bakso ikan, maka semakin lambat
kecepatan kerja enzim papain dari ekstrak buah pepaya.
Tabel
3. Hasil Uji Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Kerja Enzim
Substrat
|
Waktu (t)
|
1/t
|
1:1
|
24,5 detik
|
0,040
|
1:2
|
31,8 detik
|
0,031
|
1:3
|
15,5 detik
|
0,064
|
Grafik
3. Hasil Uji Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Kerja Enzim
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan mengenai enzim yang, maka diperoleh hasil berupa
tabel dan grafik diatas yaitu mengenai uji pengaruh konsentrasi enzim terhadap
kerja enzim. Penggunaan bakso ikan pada praktikum enzim ini adalah berfungsi
sebagai substrat karena bakso ikan mengandung protein sedangkan penggunaan
ekstrak pepaya ini adalah berfungsi sebagai enzim yang dimana pepaya mengandung
enzim papain. Pada perbandingan ekstrak bakso ikan dengan ekstrak pepaya yaitu
1:1 menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan enzim dalam proses penggumpalan
adalah sebesar 24,5 detik. Pada perbandingan ekstrak bakso ikan dengan ekstrak
pepaya yaitu 1:2 menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan enzim dalam proses
penggumpalan adalah sebesar 31,8 detik. Sedangkan pada perbandingan ekstrak
bakso ikan dengan ekstrak pepaya yaitu 1:3 menunjukkan bahwa waktu yang
dibutuhkan enzim dalam proses penggumpalan adalah sebesar 15,5 detik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa semakin besar
konsentrasi enzim, maka semakin cepat kecepatan reaksinya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
praktikum biokimia hasil perairan yang telah dilakukan mengenai enzim, maka
dapat disimpulkan bahwa semakin rendah suhu maka kecepatan kerja enzim bromelin
dari ekstrak buah pepaya terhadap bakso ikan akan lambat, semakin besar
konsentrasi pada substrat yaitu bakso ikan maka semakin lambat kecepatan kerja
enzim papain dari ekstrak buah pepaya dalam menghidrolisis, serta semakin besar
konsentrasi enzim dari ekstrak buah pepaya maka kecepatan kerja enzim semakin
cepat reaksinya.
Sebaiknya
pada saat praktikum mengenai enzim tersebut, para praktikan sebelumnya
mengetahui dan memahami terlebih dahulu mengenai enzim serta cara kerja enzim.
Agar pada saat praktikum dilakukan lebih efektif dan dapat berjalan dengan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini R P. 2013. Pengaruh Level Enzim
Bromelin dari Nanas Masak dalam
Pembuatan Tahu Susu terhadap Rendemen dan Kekenyalan Tahu Susu. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(2):507-513.
[Online]. Tersedia: http:// jos.unsoed.ac.id/index.php/jip/article/view/614/277/
[1 April 2018]
Demam.
1997. Ensiklopedia Tanaman Obat Untuk
Kesehatan.Yogyakarta: Absolut
Iswari.
2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:
UI-Press.
Kumaunang M dan Kamu V. 2011. Aktivitas Enzim
Bromelin dari Ekstrak Kulit
Nanas (Anenas comosus). Jurnal
Pangan dan Gizi 11(2):198-200. [Online]. Tersedia : http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JIS/article/view/207/158
[3 April 2018]
Lehniger J
R. 1991. Principles Of Enzimology For The Food Sciences. Marcel Dekker Inc. New York.
Pakpahan, 2009. Isolasi Bakteri dan Uji Aktivitas Protease Termofilik Dari
Sumber Air Panas
Sipoholon Tapanuli Utara Sumatera Utara. [Tesis].
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.
Stauffer, C.E., 1989. Enzyme Assays for
Food Scientists. AVI, 30-30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar