
Laporan
praktikum mikrobiologi ke : 5
Hari,
Tanggal : Jumat, 29 September 2017
PEWARNAAN GRAM
Trisda Sela Mutiara
4443150022
Perikanan
3B
Kelompok
1
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA

ABSTRAK
Mikroorganisme
yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas,
termasuk bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan
air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan maka dari itu diperlukannya
pewarnaan gram agar dapat menyimpulkan termasuk golongan mana bakteri tersebut
didalam pewarnaan gram membagi manjadi 2 kelompok yaitu bakteri gram positif
yang menghasilkan warna ungu atau biru gelap dan bakteri gram negative yang
terlihat dengan menghasilkan warna merah muda, adapun tujuan dalam praktikum
ini mengenal dan mempelajari prosedur pewarnaan gram dan memahami pentingnya
setiap langkah dalam prosedur tersebut dan pelaksanaan praktikum tersebut pada
tanggal 29 september 2017 di laboratorium THP jurusan perikanan dan setelah
melakukan uji coba yang mendapatkan hasil bakteri gram negatif pada preparat
yang diambil.
Kata
Kunci : Bakteri, Gram, Positif,
Negatif, dan Warna
PENDAHULUAN
Mikroorganisme
yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas,
termasuk bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan
air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan Salah satu cara untuk
melihat dan mengamati bentuk sel bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit,
sehingga untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel
bakteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah di amati, hal tersebut
juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi
dinding sel bakteri ini melalui serangkaian pengecatan, oleh karena itu teknik
pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi.
Mikroba
sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau membiaskan cahaya.
Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme. Zat warna dapat mengadsobsi dan membiaskan cahaya sehingga
kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat warna
memungkinkan pengamatan struktur seperti spora,flagella dan bahan inklusi yang
mengandung zat pati dan granula fosfat (Entjang 2003). Pewarnaan sederhana
yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya
untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan
selnya. Pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pada umumnya antara lain
Kristal violet, iodide, metylen blue, karbol, fuchsin, safranin (Lay 1994).
Proses pewarnaan sederhana didasarkan pada zat warna yang digunakan dan hanya
terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut yang merupakan suatu
cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri secara umum (Dwidjoseputro
1998).
Bakteri
gram positif dalah bakteri yang dapat mempertahankan zat warna metal ungu suatu
proses pewarnaan gram bakteri jenis ini berwarna biru atau ungu dibawah
mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan
dua jenis bakteri ini didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri
(Aditya 2010).
Bakteri
gram negative memiliki 3 lapisan dinding sel, lapisan terluar yaitu lipid
kemungkinan tercuci oleh alcohol, sehingga pada saat pewarnaan dengan safranin
akan berwarna merah, bakteri gram positif memiliki dinding sel berupa
peptidoglican yang tebal setelah pewarnaan dengan Kristal violet, pori-pori menyempit
akibat dekolorisasi oleh alcohol sehingga dinding sel tetap menahan warna ungu
(Fitria 2009).
Praktikum
ini bertujuan mengenal dan mempelajari prosedur pewarnaan gram dan memahami
pentingnya setiap langkah dalam prosedur tersebut dengan pengamatan bakteri
pada biakkan koloni yang telah dikultur.
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk
hidup yang kecil, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop (mikros = kecil,
bios = hidup, dan logos= ilmu). Makhluk hidup yang kecil ini disebut mikroba
atau mikro-organisme. Bakteri berasal dari kata latin bacterium (jamak, bacteria) , adalah kelompok raksasa dari
organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler
(bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nucleus
(inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitoondria dan kloroplas.
Istilah “bakteria” telah diterapkan
untuk semua prokariota atau kelompok besar mereka, tergantung pada gagasan
mengenai hubungan mereka. Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua
organisme. Mereka tersebar (tersebar dimana-mana) di tanah, air, dan sebagai
simbiosis dari organisme lain. Banyak pathogen merupakan bakteri.
Meski umumnya
memiliki dinding, seperti sel tumbuhan dan jamur, tertapi dengan komposisi yang
sanngat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagella,
yang berbeda dalam strukturnya dari flagella kelompok lain. Bakteri pertama
ditemukan oleh Anthony van Leewenhoek pada tahun 1674. Mikroorganisme yang ada
di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu
pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras
dengan air, dimanas el-sel bakteri tersebut di suspensikan,. salah satu cara
untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah
degan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk
mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri
melalui serangakaian pengecatan (Entjang 2003).
Bakteri merupakan organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri sangat
kecil, bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop dengan pembesaran 1.000 X atau lebih. Sel bakteri memiliki panjang
yang beragam, sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang
daripada sel spesies yang lain. Bakteri merupakan makhluk hidup dengan ukuran
antara 0,1 sampai 0,3 µm Bakteri merupakan
organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri sangat kecil, bentuk
tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran
1.000 X atau lebih (Waluyo 2004). Sel bakteri
memiliki panjang yang beragam, sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali
lebih panjang daripada sel spesies yang lain. Bakteri merupakan makhluk hidup
dengan ukuran antara 0,1 sampai 0,3 µm. Bakteri
memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang
berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil
pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada
coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus
pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung.
Mikroorganisme sulit dilihat dengan
mikroskop cahaya,
karena tidak
mengadsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat
warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya. Zat
warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme
disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan
struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan
granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel
disebut pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan
mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi
kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan diferensial lainnya ialah
pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya menjadi kelompok-kelompok
tahan asam dan tidak tahan asam (Dwidjoseputro 1994).
Pewarnaan
Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus
dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang
tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri
gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci
dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram,
suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka (Volk &
Wheeler 1993).
Pewarnaan terhadap
bakteri yang paling sering dilakukan adalah pewarnaan Gram dan Ziehl‐Nelsen. Pewarnaan tersebut untuk mengetahui morfologi,
struktur, dan karakteristik bakteri. Pewarnaan Gram dapat mengidentifikasi
penyakit infeksi. Prosedur pewarnaan Gram dimulai dengan pemberian kristal
violet, setelah itu ditambahkan larutan iodium maka semua bakteri akan berwarna
biru. Setelah itu ditambah alkohol. Bakteri Gram positif membentuk kompleks
Kristal iodine yang berwarna biru. Setelah di tambahkan safranin, bakteri Gram
positif akan berwarna ungu. Contoh bakteri Gram positif adalah Streptococcus,
Bacillus, Stapilococcus, Clostridia, Corynebacterium dhypteriae, Peptococcus,
Peptostreptococcus, dll. Sedangkan bakteri Gram negatif akan terdekolorisasi
oleh alcohol dan pemberian safranin akan memberikan warna merah pada bakteri
Gram negatif. Contoh bakteri Gram negative adalah Neisseria, Klebesiella,
Vellonella, Shigella, Salmonella, Hemophillus, dll (Cappuccino & Sherman
1983).
Pewarnaan bakteri
bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran
dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri
seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang
khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras
mikroorganisme dengan sekitarnya. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial
dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik
lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau
olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan
yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel
mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi
tiga macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan
struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan
menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang
sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang
menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba
disebut teknik pewarnaan diferensial (Pelczar & Chan 2007).
Penyebab terjadinya dua golongan bakteri yaitu Gram positif dan Gram
negatif ialah setelah diberi zat pewarna fenomenanya ini, berhubungan dengan
struktur dan komposisi dinding sel. Perbedaan ketebalan antara kedua golongan
itu dapat merupakan hal yang penting; dinding sel bakteri Gram negatif
pada umumnnya lebih tipis dari yang dimiliki bakteri Gram positif. Presentasi
kandungan lipid bakteri Gram negatif lebih tinggi daripada Gram positif.
Kenyataannya dalam eksperimen pengecatan menunjukkan bahwa perlakuan dengan
alkohol mengeskstrak lipid, yang menyebabkan poisitas atau permeabilitas dinding
sel meningkat. Denagn demikian, kompleks karbol gentian violet dan lugol dapat
disari keluar dan bakteri Gram negatif terwarnakan. Keterangan lain yang hampir
sama juga mendasarkan pada perbedaan permeabilitas antara kedua golongan
bakteri itu, yaitu pada bakteri Gram negatif kandungan peptidoglikan jauh lebih
sedikit sehingga kerapatan jalinannya jauh lebih sedikit daripada bakteri gram
posiif. Pori-pori dalam peptidoglikan bakteri Gram negatif tetap masih cukup
besar untuk dapat disari keluar kompleks karbol gentian violet dan lugol.
Selautnya, bila sel-sel Gram positif diperlakukan dengan lisozim untuk
menyingkirkan dinding selnya, sisa strukturnya yang disebut protoplas atau sel
tanpa dinding akan tercatat juga oleh kompleks karbol gentian violet dan lugol.
Tetapi, sel ini mudah dihapuskan oleh alkohol. Kenyataan ini menunjukkan bahwa
struktur dinding sel bakteri Gram positif itu yag menjadi tempat tertahannya
zat pewarna pertama yaitu karbol gentian violet (Razali 1987).
Prinsip dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen
selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen.
Ikatan ion dapat terjadi karena adanya muatan listrik baik pada komponen
seluler maupun pada pewarna. Terdapat tiga mcam metode pewarnaan yaitu
pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan gram. Pewarnaan
sederhana menggunakan pewarna tunggal, pewarnaan diferensial memakai
serangkaian larutan pewarna atau reagen. Pewarnaan gram merupakan metode pewarnaan
yang paling umum digunakan untuk mewarnai sel bakteri (Suriawiria 1999).
Teori Salton
menjelaskan bahwa ada konsentrasi lipid yang tinggi pada dinding sel bakteri
Gram negatif. Sehingga jika lipid dilarutkan dalam pemberian alcohol, maka pori‐pori akan membesar dan tidak mengikat pewarna. Hal ini
menyebabkan bakteri menjadi tidak berwarna. Sedangkan bakteri Gram positif akan
mengalami denaturasi selama pemberian alcohol. Hal ini akan mengecilkan pori‐pori sehingga menghasilkan kompleks kristal iodium.
Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang kuat dan lapisan peptidoglikan
sebanyak 30 lapisan sehingga permeabilitas dinding selnya menjadi berkurang.
Sedangkan bakteri Gram negatif hanya memiliki satu sampai dua lapisan
peptidoglikan sehingga memiliki permeabilitas dinding sel yang lebih besar.
Pewarnaan Gram terdiri atas Gram A (violet) (Kristal violet, Alkohol, Ammonium
oksalat, Aquades), Gram B (cokelat) (Iodium, Kalium iodide, Aquades), Gram C
(Aseton, Alcohol), Gram D (merah) (Safranin, Alcohol, Aquades) (Madigan, 2003).
Secara garis besar
teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut: pewarnaan
sederhana, pewarnaan differensial (pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam),
pewarnaan khusus untuk melihat struktur tertentu : pewarnaan flagel, pewarnaan
spora, pewarnaan kapsul, pewarnaan khusus untuk melihat komponen lain dan
bakteri (pewarnaan Neisser (granula volutin), pewarnaan yodium (granula
glikogen) dan pewarnaan negatif (Rudi 2010).
METODOLOGI
Praktikum tentang
pewarnaan gram ini telah dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 29 september
2017 pada pukul 08.00 – 10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Teknologi Hasil
Perairan (THP) Jurusan Perikananm, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah jarum ose, kaca preparat, pipet
tetes, mikroskop, lap, kamera sedangkan bahan yang digunakan adalah akuades
steril, alcohol, larutan iodine, larutan safranin, larutan Kristal violet.
Pada
praktikum kali ini prosedur kerja dimulai dengan mensterilkan alat dan bahan
yang akan digunakan dalam praktikum mikrobiologi serta praktikum yang akan
melakukan percobaan kemudian ambil preparat yang akan dilakukan pewarnaan gram
dari kaca penyebar menggunakan jarum ose dan oleskan secukupnya, kemudian teteskan
larutan Kristal violet 10 tetes pada olesan bakteri dan diamkan selama 1 menit,
cuci dengan menggunakan air mengalir dan keringkan menggunakan tissue secara
hati-hati, langkah selanjutnya adalah teteskan dengan larutan iodine 10 tetes
tunggu 1 menit kemudian cuci dengan air mengalir dan keringkan menggunakan
tissue secara perlahan, langkah selanjutnya adalah teteskan dengan alcohol 10
tetes tunggu hingga 30 detik kemudian cuci dengan air mengalir dan keringkan kembali
menggunakan tissue secara perlahan, langkah terakhir dengan meneteskan larutan
safranin tunggu selama 30 detik kemudian cuci kembali menggunakan air mengalir
dan keringkan, setelah kering amati keadaan preparat dengan mengidentifikasi
warna yang terkandung didalamnya.






setelah
kering amati keadaan preparat dengan mengidentifikasi warna yang terkandung
didalamnya
Gambar
1.
Diagram alir Pewarnaan Gram.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
yang didapat dalam praktikum kali ini adalah dalam bentuk olahan data yang
dimasukan kedalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Data hasil pengamatan bakteri
pewarnaan gram
Kelompok
|
Gambar Bakteri
|
Gram Bakteri
|
1 (A)
|
|
Gram Negatif (-)
|
1 (B)
|
|
Gram Negatif (-)
|
2 (A)
|
|
Gram Negatif (-)
|
2 (B)
|
|
Gram Positif(+)
|
3 (A)
|
|
Gram Negatif (-)
|
3 (B)
|
|
Gram Negatif (-)
|
4 (A)
|
|
Gram Negatif (-)
|
4 (B)
|
|
Gram Negatif (-)
|
Dalam praktikum ke 5
tentang pewarnaan gram yang dilakukan kelompok 1 mendapatkan hasil gram negatif
yang menandakan bakteri terkandung dalam preparat yang diambil dari kaca penyebar
adalah bakteri gram negatif, pada tahap awal untuk mendapatkan bakteri tersebut
adalah dengan mengikuti langkah kerja yang telah dijelaskan dari awal
praktikum.
Pada
bakteri yang telah diberi pewarnaan gram menunjukan warna merah muda, hal ini
dikarenakan dinding sel peptidoglican tipis sehingga sangat mudah luntur bila
dicuci dengan alcohol. Hal ini berbanding terbalik dengan gram positif. Pada
gram positif lipid umumnya tidak larut dalam alcohol dan diduga tidak dapat
membesarkan pori-pori dinding sel dan hal itu menyebabkan warna sulit pudar
atau luntur. Proses pencucian pada berlangsung lama bila bakteri mengandung
gram positif.
Tetapi
pada kelompok lain terdapat gram negative dan gram positif di bakteri yang
sama, mungkin di praktikum kelompok kami terlalu kering menggunakan tissue pada
saat proses pengeringan dan bakteri gram positifnya menjadi hilang.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Dalam
praktikum kali ini praktikan telah dapat mengenal alat dan bahan yang digunakan
dalam pewarnaan gram mulai dari larutan Kristal violet, larutan iodine, larutan
alcohol, larutan safranin serta praktikan dapat mempelajari prosedur dari
pewarnaan gram tersebut serta takaran-takaran dalam larutan dalam yang
digunakan dalam pewarnaan gram. Dan kini praktikan memahami pentingnya setiap
langkah yang dilakukan dalam pewarnaan gram, dan bila itu tidak dapat dilakukan
dengan benar maka pewarnaan gram yang dilakukan akan mengalami kegagalan.
Saran
dalam praktikum kali ini adalah praktikan diusahakan lebih dapat memperhatikan
kekondusifan dalam praktikum dan lebih dijelaskan secara detail langkah-langkah
yang akan dilakukan dalam praktikum selanjutnya agar praktikan lebih memahami apa
yang akan disampaikan dan dicatat yang di sampaikan aslab dan untuk
mengumpulkan hasil praktikum praktikan yang mengulur ulur waktu sampai larut
malam jum’at agar membuat laporannya lebih mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik
Pewarnaan Bakteri. Penebar
Swadaya. Jakarta
Cappuccino,J.,G.,&Natalie.,S,1983.
Microbiology A Laboratory Manual, Addison Wesley Publishing Company : New York.
Dwidjoseputro.
1994. Mikrobiologi untuk Universitas. Ganesha Expect: Bandung.
Dwidjoseputro,
D. 1998. Dasar – Dasar Mikrobiologi.
Djambatan : Jakarta
Entjang.
2003. Kandungan Pegunaan zat warna.
Penebar Swadaya. Jakarta
Fitria,
Bayu. 2009. Pewarnaan Gram (Gram Positif
dan Gram Negatif). PT Gramedia
: Jakarta
Lay, B.W, 1994, Analisis
Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Madigan,
M.T, 2003, Brock Biology of Microorganism. Pearson Education : inc. United
Pelczar, M. J., Chan,
E.C.S, 2007, Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book
Razali, U., 1987, Mikrobiologi Dasar. FMIPA UNPAD : Jatinangor
Rudi, 2010. Bakteri Gram dan Pewarnaannya. Wordpress
: Makassar.
Suriawiria, U. 1999. Mikrobiologi.
Universitas Terbuka: Jakarta
Volk &
Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar. Penerbit
Erlangga : Jakarta
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi
Umum. UMM Press: Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar