Kamis, 05 April 2018

PEMBUATAN MEDIA SELEKSI PROBIOTIK AMILOLITIK, LIPOLITIK, DAN PROTEOLITIK.


Laporan praktikum mikrobiologi ke : 6
Hari, Tanggal : Jumat, 17 November 2017

PEMBUATAN MEDIA SELEKSI PROBIOTIK AMILOLITIK, LIPOLITIK, DAN PROTEOLITIK.
Trisda Sela Mutiara
4443150022
Perikanan 3B
Kelompok 4

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
ABSTRAK
Probiotik merupakan kuman yang berasal dari usus manusia, yang bila dikonsumsi peroral akan menimbulkan dampak positif bagi tubuh. Terapi probiotik sebenarnya merupakan metode tradisional yang digunakan untuk memperkuat daya tahan tubuh dan melawan penyakit, namun penjelasan ilmiahnya baru diungkapkan pada tahun 1907 yaitu probiotik berasal dari bahasa Yunani probios yang berarti “untuk kehidupan”. Sejarah probiotik dimulai dari awal peradaban manusia, keju, susu fermentasi amat dikenal oleh bangsa Yunani dan Romawi dan dianjurkan diberikan pada anak dan orang yang baru sembuh dari penyakit. Probiotik adalah mikroorganisme yang bila dikonsumsi per oral akan memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia dan merupakan galur flora usus normal yang dapat diisolasi dari tinja manusia sehat dan dalam praktikum kali ini dilakukan pada hari Jum’at 17 November 2017 pada pukul 08.00 – 10.00 WIB. Yang dilakukan di laboratorium THP (Teknologi Hasil Perairan) Jurusan Perikanan,Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan mendapatkan hasil
Kata Kunci    : Bakteri, Cawan, dan Probiotik.

PENDAHULUAN
            Probiotik merupakan kuman yang berasal dari usus manusia, yang bila dikonsumsi peroral akan menimbulkan dampak positif bagi tubuh. Terapi probiotik sebenarnya merupakan metode tradisional yang digunakan untuk memperkuat daya tahan tubuh dan melawan penyakit, namun penjelasan ilmiahnya baru diungkapkan pada tahun 1907. Dalam 10 tahun terakhir ini, penelitian mengenai probiotik berkembang sangat pesat.
            Probiotik berasal dari bahasa Yunani probios yang berarti “untuk kehidupan”. Sejarah probiotik dimulai dari awal peradaban manusia, keju, susu fermentasi amat dikenal oleh bangsa Yunani dan Romawi dan dianjurkan diberikan pada anak dan orang yang baru sembuh dari penyakit. Probiotik adalah mikroorganisme yang bila dikonsumsi per oral akan memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia dan merupakan galur flora usus normal yang dapat diisolasi dari tinja manusia sehat. Kaitan ilmiah antara probiotik dan manfaatnya bagi kesehatan manusia pertama kali diungkapkan oleh ahli mikrobioligu Rusia bernama Metchnikoff (1907). Ia menyatakan bahwa asam laktat yang dihasilkan oleh Lactobacillus dalam yogurt dapat menghambat pertumbuhan beberapa spesies bakteri pathogen.
            Namun ada beberapa ilmuan yang mengartikan probiotik menurut sudut pandang mereka seperti menurut Havenaar (1992). Probiotik merupakan kultur tunggal atau campuran dari mikroba hidup uang dikonsumsi oleh manusia atau hewan, bermanfaat bagi hewan dan manusia dengan jalan menjaga keseimbangan mikrobflora dama saluran pencernaan. Beberapa hal bakeri yang berasal dari sel probiotik ada beberapa berdasarkan energi pembentukannya seperti energi yang dihasilkan dari pati biasa disebut dengan amilolitik, dari protein adalah proteolitik dan yang berasal dari lemak disebut lipolitik dan dari saluran pencernaan manusia seperti Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei, Lactobacillus gasseri, Lactobacillus reuteri, dapat berperan sebagai probiotik yang baik. Sedangkan Strepcoccus lactis, Streptococcus thermophilus, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus cremoris merupakan kultur fermentasi produk susu yang tidak dapat mencapai usus manusia dalam keadaan hidup.
            Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari cara membuat media seleksi probiotik amilolitik, lipolitik, dan proteolitik untuk akuakultur.

TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia, mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Media adalah suatu substansi yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembang biakan jasad renik (mikroorganisme). Media dapat berbentuk padat, cair dan semi padat (semi solid).
Didalam laboratorium mikrobiologi, kultur media sangat penting untuk isolasi, pengujian sifat-sifat phisis dan biokhemis bakteria serta untuk diagnosa suatu penyakit. Zat makanan yang dibutuhkan bakteri pada umumnya sangat bervariasi, dapat berbentuk senyawa-senyawa organik sederhana atau senyawa-senyawa organik komplek (majemuk). Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Untuk pembuatan media ini menggunakan seleksi probiotik dengan medium Na (Nutrient Agar), probiotik dapat didefinisikan dalam beberapa pengertian tergantung pada pemahaman mekanismenya dalam memberikan pengaruh bagi kesehatan dan kehidupan organisme. Istilah probiotik pertama kali dicetuskan untuk mendeskripsikan senyawa yang dihasilkan mikroorganisme yang dapat menstimulir pertumbuhan mikroorganisme lain. Selanjutnya definisi probiotik berkembang menjadi organisme dan senyawa yang dapat menghasilkan keseimbangan mikroflora usus.
Beberapa definisi tentang probiotik diungkapkan oleh beberapa peneliti antara lain, Fuller (1987) diacu dalam Irianto (2003) mendefinisikan probiotik sebagai makanan tambahan (suplemen) berupa sel mikroba hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi hewan inang yang mengkonsumsinya melalui penyeimbangan flora mikroba di dalam intestinumnya.
Oleh karena itu, Verschuere et al. (2000) mengusulkan definisi probiotik sebagai mikroba tambahan yang memberikan pengaruh menguntungkan bagi inang melalui modifikasi komunitas mikroba atau assosiasi dengan inang, menjamin perbaikan penggunaan pakan atau perbaikan nilai nutrisinya, memperbaiki respon inang terhadap penyakit atau memperbaiki kualitas lingkungan ambangnya.
Tryptic Soy Agar (TSA) merupakan media agar yang digunakan untuk kegiatan pengisolasian dan pembudidayaan berbagai macam mikroorganisme yang bersifat aerobik. Medium ini digunakan untuk berbagai tujuan  yang mencakup pemeliharaan stok budidaya, isolasi berbagai macam spesie mikroorganisme, serta sebagai dasar untuk media termasuk darah (Schlegel 1994). Tryptic Soy Agar (TSA) merupakan media kultur universal, hamper semua jenis bakteri bisa tumbuh pada media ini. Tryptic Soy Agar (TSA) digunakan untuk medium pertumbuhan dengan tujuan mengamati morfologi koloni bakteri, mengembangkan kultur murni, pertumbuhan untuk tes biokimia. Tryptic Soy Agar (TSA) juga bisa digunakan untuk menumbuhkan berbagai macam jenis bakteri. Tetapi media Tryptic Soy Agar (TSA) ini memiliki kelemahan yaitu harus menghitung terlebih dahulu. Keunggulan dari media Tryptic Soy Agar (TSA) yaitu dapat digunakan untuk menumbuhkan berbagai macam jenis bakteri. Tryptic Soy Agar (TSA) digunakan sebanyak 4 gram/100ml aquades ( Schlegel 1994).
            Probiotik telah didefinisikan dalam beberapa pengertian tergantung pada pemahaman mekanismenya dalam memberikan pengaruh bagi kesehatan dan kehidupan organisme. Istilah probiotik pertama kali dicetuskan untuk mendeskripsikan senyawa yang dihasilkan mikroorganisme yang dapat menstimulir pertumbuhan mikroorganisme lain. Selanjutnya definisi probiotik berkembang menjadi organisme dan senyawa yang dapat menghasilkan keseimbangan mikroflora usus. Beberapa definisi tentang probiotik diungkapkan oleh beberapa peneliti antara lain: Fuller (1987) diacu dalam Irianto (2003) mendefinisikan probiotik sebagai makanan tambahan (suplemen) berupa sel-sel mikroba hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi hewan inang yang mengkosumsinya melalui penyeimbangan flora mikroba didalam intestinumnya. Namun definisi ini lebih ditujukan pada hewan terrestrial dan manusia dengan menekankan bahwa probiotik merupakan mikroba hidup yang diberikan melalui makanan. Definisi Fuller dalam aplikasinya pada akuakultur perlu ditinjau kembali, karena karakteristik lingkungan perairan berbeda dengan terrestrial (Irianto 2003).
            Oleh karena itu, Verschuere et al (2003) megusulkan definisi probiotik sebagai mikroba tambahan yang memberikan pengaruh menguntungkan bagi inang melalui modifikasi komunitas mikroba atau assosiasi dengan inang, menjamin perbaikan penggunaan pakan atau perbaikan niai nutrisinya, memperbaiki respon inang terhasap penyakit atau memperbaiki kualitas lingkungan ambangnya (Irianto 2003).
Keragaman diversitas mikroba yang terdapat secara alami dalam usus (indigeneous) maupun mikroba eksogenous (diperoleh melalui makanan/suplemen obat), baik yang bersifat menguntungkan dan sebagai probiotik ataupun bersifat pathogen akan saling berkompetisi untuk mempertahankan jumlah koloninya (Soccol dkk. 2010). Karena itu mengkonsumsi kultur probiotik yang sudah diperkaya jumlah koloninya pada dasarnya merupakan upaya untuk mempertahankan dominasi mikroflora probiotik dalam saluran pencernaan.
Probiotik merupakan suatu istilah yang digunakan pada mikroorganisme hidup yang dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada organisme lain/inangnya. Beberapa contoh pada makanan suplemen diet yang mengandung bakteri berguna dengan asam laktat bakteri (Lactic Acid Bacteria) sebagai mikroba yang paling umum dipakai. Lactic Acid Bacteria Ini tidak hanya menyediakan rasa asam yang unik dari dairy food fermentasi seperti susu fermentasi, tapi juga berperan sebagai penyedia, dengan cara mengurangi pH dan membuat kesempatan organisme merugikan untuk tumbuh lebih sedikit. Pada kultur probiotik selalu mengacu definisi probiotik yaitu “mikroorganisme hidup yang setelah dikonsumsi dalam jumlah tertentu memberikan manfaat kesehatan pada manusia atau hewan di luar gizi dasar yang dikonsumsi” (Patterson 2008). Oleh karena itu, bakteri probiotik sudah melalui beberapa tahapan uji in vitro tentang ketahanan terhadap asam lambung, pH, suhu, dan uji klinis in vivo terhadap manfaat yang dapat meningkatkan efek kesehatan induk semang. Dengan demikian pemberian kultur probiotik selalu mengacu pada dosis yang dikonsumsi dan jumlah mikroba hidup yang viable. Kandungan mikroba probiotik dalam produk dapat terdiri atas satu atau gabungan 2 – 8 jenis bakteri probiotik, tergantung pada kepentingan penggunaan probiotik dan sasaran konsumen probiotik.
Strain mikroba probiotik yang digunakan juga harus memenuhi standar yang dikeluarkan setiap masing-masing wilayah. Misalnya di Amerika, probiotik harus memenuhi standar Food and Drug Administration (FDA) yang dikenal dengan istilah General Recognised as Safe (GRAS), di Eropa harus memenuhi standar Qualified Presumption of Safety (QPS) yang dikeluarkan oleh European Food Safety Agency (EFSA). Sedangkan wilayah Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Departemen Kesehatan merujuk pada kedua standar tersebut di atas. Aktivitas proteolitik menghasilkan zona jernih. Bakteri proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri mempunyai enzim protease di dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim protease ekstraseluler. Dekomposisi protein oleh mikroorganisme lebih kompleks daripada pemecahan karbohidrat dan produk akhirnya juga lebih bervariasi. Hal ini disebabkan struktur protein yang lebih kompleks. Mikroorganisme melalui suatu sistem enzim yang kompleks, memecah protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana (Durham 1987).
Dalam proses produksi perbanyakan strain mikroba probiotik menggunakan teknik fermentasi cair pada fermentor dan pengeringan kaldu fermentasi serta strain mikroba probiotiknya menggunakan teknik pengeringan fluidized. Adapun sediaan probiotik komersial yang ada di pasar saat ini tersedia dalam bentuk: probiotik konsentrat fermentasi dalam makanan berbasis susu, buah, sereal, dan minuman; bahan probiotik yang ditambahkan ke susu atau makanan berbasis kedelai yang diizinkan untuk tetap tumbuh berkembang sebagai produk makanan fermentasi; dan sebagai probiotik konsentrat, sel kering dikemas dalam bentuk bubuk, kapsul atau tablet.

METODOLOGI
Praktikum tentang pembuatan media seleksi probiotik amilolitik, lipolitik, dan proteolitik dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal  17 November 2017 pada pukul 08.00 – 10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium THP (Teknologi Hasil Perairan) Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
            Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan elektrik, hotplate, alumunium foil, tabung erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri, dan lemar es. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tepung tapioka, minyak zaitun, susu sceam, nutrient Agar (NA) dan aquades.
Pada praktikum kali ini prosedur kerja dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan, kemudian tmbang natrium agar seberat 1,5 gram serta bahan probiotik (minyak zaitun, tepung tapioka, dan susu sceam) sebanya 1 gram. Kemudian masukkan akuades ke dalam ke dalam gelas ukur sebanyak 50 ml. setelah itu masukkan natrium agar yang sudah ditimbang ke dalam Erlenmeyer, lalu tambahkan bahan probiotik yang telah ditimbang. Kemudian tambahkan akuades yang telah diukur, tutup permukaan Erlenmeyer menggunakan alumunium foil, lalu homogenkan menggunakan hotplate. Jika sudah homogeny, pindahkan larutan kedalam cawan petri, kemudian bungkus cawan petri tersebut menggunakan plastic kurep dengan rapih agar tidak kontaminan dengan yang lain. Setelah itu simpan di dalam lemari es.
Berikut diagram alir dari prosedur kerja pembuatan media seleksi probiotik amilolitik, lipolitik, dan proteolitik.
Siapkan alat dan bahan


 


Timbang NA dan bahan probiotik


 


Masukkan bahan ke dalam tabung erlenmeyer


 


Homogenkan menggunakan hotplate


 


Simpan dalam lemari es


 


Catat hasil yang telah didapat
Gambar 1. Diagram alir pembuatan media seleksi probiotik amilolitik, lipolitik, dan proteolitik




HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang didapat dalam praktikum ini dibentuk dalam bentuk oalahan data yang dimasukan kedalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Data hasil pengamatan pembuatan media seleksi probiotik amilolitik, lipolitik, dan proteolitik.
Kelompok
Probiotik
Warna
Meja 1 (kelas A)
Tepung Tapioka
Transparan kekuningan
Meja 2 (kelas A)
Minyak Zaitun
Transparan kekuningan lebih pekat
Meja 3 (kelas A)
Susu Sceam
Putih susu
Meja 1 (kelas B)
Tepung Tapioka
kekuningan
Meja 2 (kelas B)
Minyak Zaitun
Berwarna putih
Meja 3 (kelas B)
Susu Sceam
Putih susu

Dari hasil yang diperoleh pada praktikum ini dapat diketahui perbedaan warna dari masing-masing bahan yang digunakan, untuk bahan tepung tapioka dihasilkan warna transparan kekuningan setelah dihomogenkan dan disimpan di lemari es. Kemudian pada bahan probiotik minyak zaitun warna yang dihasilkan ialah transparan namun waran kuning lebih pekat dibandingkan dengan tepung tapioka. Sedangkan pada bahan probiotik susu sceam, warna yg dihasilkan ialah warna putih susu. Bahan yang digunakan oleh kelompok satu adalah tepung tapioka, bahan ini jika dilarutkan kedalam air sedikit menggumpal, dan ketika dihomogenkan hasilnya yaitu bening kekuningan dan setelah dituangkan ke cawan petri, media tersebut bisa langsung mengeras.
            Dari beberapa tahapan yang dilakukan untuk membuat media agar telah mendapatkan hasil sebuah media agar dengan seleksi probiotik lipolitik, karena bahan baku tambahan yang digunakan yaitu berupa minyak zaitun. Sebuah media agar yang kenyal di dalam cawan petri yang telah didinginkan, media tersebut adalah media Na (Nutrient Agar). Untuk menghindari adanya bahan-bahan yang dapat mempengaruhi kelarutan (solubilitas) zat yang digunakan, merubah warna media jika kena panas, meracuni (bakterisidal) atau dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam pembuatannya digunakan air suling (aquadest) sebagai pelarutnya.
Sedangkan untuk wadah atau tempat melarutkan, jika jumlahnya sedikit dipakai alat-alat gelas seperti erlenmeyer atau gelas piala, jika pembuatannya dengan jumlah banyak dipakai ember yang terbuat dari stainless. Wadah dari tembaga atau seng tidak digunakan untuk menghindari terjadinya kelarutan pada kedua metal tersebut, karena keduanya diketahui mudah teroksidasi dan korosif. Jumlah sekecil apapun dari kedua metal ini jika terlarut dalam media akan bersifat sebagai bakterisidal (Collin dan Patricia, 1987).
Pengukuran derajat keasaman atau eksponen hidrogen (pH) media sangat penting. Jika terlalu asam atau basa, maka pertumbuhan bakteri akan dihambat. Hampir semua bakteri tumbuh pada media pH 7.00 – 7.50, dan hanya beberapa saja yang tumbuh pada media yang pH nya dibawah 7.0, misalnya Mycobakterium, yaitu bakteri tahan asam yang tumbuh pada media pH 6.8. Pengukuran pH hendaknya dilakukan pada suhu kamar, untuk menghindari penyimpangan atau kesalahan.
Pengisian media yang sudah diukur pH nya kedalam tabung atau botol sebaiknya jangan terlalu penuh untuk menghindari tumpah atau pecah jika disterilkan. Untuk bentuk padat yang mengandung 2% agar-agar atau bentuk semi solid yang mengandung 0,2% - 0,5% agar-agar, sebelum diisikan harus dipanaskan dahulu supaya agarnya larut dan homogen menggunakan hot plate. Sedangkan untuk pembuatan media agar dimasukan kedalam erlenmeyer yang kemudian ditutup dengan alumunium foil.
Setiap media yang dibuat, sebelum digunakan harus dikontrol dahulu sterilitasnya yaitu dengan menyimpan didalam inkubator pada suhu 37oC selama 24 jam. Media yang terkontaminasi tidak boleh dipakai dan harus dibuang.

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa media agar yaitu Na (Nutrient Agar) yang merupakan salah satu media kultur umum dipergunakan untuk isobat dan penumbuhan bermacam mikroorganisme yang bersifat aerobik probiotik, cara membuatnya yang tidak sulit sehingga praktikan mampu mengikuti sesuai dengan prosedur.
Praktikum yang dilakukan sudah cukup baik dan sesuai dengan prosedur yang ditentukan hanya saja praktikan masih kurang tertib dalam melakukan penimbangan bahan, dan diharapkan asisten dapat memperbanyak alat dan bahan preparat yang akan digunakan.

DAFTAR PUSTAKA
Adisoermarto, Soenartono, dkk. 1990. Kamus Biologi. Depdikbud. Jakarta.
Collin, C.H and Patricia. M. Lyne. 1987. Microbiological Method. Fifth Edition.    Butterworths, London
Durham DR, DB Stewart, EJ Stellwag. 1987. Nover alkaline and heat stable serine           proteases aaaaaafrom alkalophilic Bacillus sp. strain GX6638. Di dalam J.     Bacteriol. USA: Medline Press.
Fuller, R. 1992. History and Development of Probiotics. London: Chapman and     Hall. Hlm 1-8
Havenaar, R., and H.Jos,J. Huis in’t Veld. 1992. Probiotics: A General View in      The Lactic Acid Bacteria in Health and Disease. Wood, B.J.B (ed).           NewYork: Blackie Academic and Profesional.
Irianto A. 2003. Probiotik Akuakultur. Gajah Mada University Press. Yogyakarta

Metchnikoff E. 1907. The Prolongation of life. NewYork: Punams & Sons.
Patterson 2008. The potential for food irradiation. Letters in Applied            Microbiology. 11: 55–61.
Soccol dkk. 2008. Trends in Non-Dairy Probiotic Beverages, Food Res. Int. 41.    111–123.
Verschuere L, Rombaut G, Sorgeloos P, Verstraete W. 2000. Probiotic Bacteria as            Biological Control in Aquaculture. Microbiol Mol Biol Rev 64:655-671

Tidak ada komentar:

Posting Komentar