
Laporan
praktikum mikrobiologi ke : 6
Hari,
Tanggal : Jumat, 17 November 2017
PEMBUATAN MEDIA SELEKSI PROBIOTIK AMILOLITIK,
LIPOLITIK, DAN PROTEOLITIK.
Trisda Sela Mutiara
4443150022
Perikanan
3B
Kelompok
4
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA

ABSTRAK
Probiotik merupakan kuman yang berasal
dari usus manusia, yang bila dikonsumsi peroral akan menimbulkan dampak positif
bagi tubuh. Terapi probiotik sebenarnya merupakan metode tradisional yang
digunakan untuk memperkuat daya tahan tubuh dan melawan penyakit, namun
penjelasan ilmiahnya baru diungkapkan pada tahun 1907 yaitu probiotik berasal
dari bahasa Yunani probios yang berarti “untuk kehidupan”. Sejarah probiotik
dimulai dari awal peradaban manusia, keju, susu fermentasi amat dikenal oleh
bangsa Yunani dan Romawi dan dianjurkan diberikan pada anak dan orang yang baru
sembuh dari penyakit. Probiotik adalah mikroorganisme yang bila dikonsumsi per
oral akan memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia dan merupakan galur
flora usus normal yang dapat diisolasi dari tinja manusia sehat dan dalam
praktikum kali ini dilakukan pada hari Jum’at 17 November 2017 pada pukul 08.00
– 10.00 WIB. Yang dilakukan di laboratorium THP (Teknologi Hasil Perairan)
Jurusan Perikanan,Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan
mendapatkan hasil
Kata
Kunci : Bakteri, Cawan, dan Probiotik.
PENDAHULUAN
Probiotik
merupakan kuman yang berasal dari usus manusia, yang bila dikonsumsi peroral
akan menimbulkan dampak positif bagi tubuh. Terapi probiotik sebenarnya
merupakan metode tradisional yang digunakan untuk memperkuat daya tahan tubuh
dan melawan penyakit, namun penjelasan ilmiahnya baru diungkapkan pada tahun
1907. Dalam 10 tahun terakhir ini, penelitian mengenai probiotik berkembang
sangat pesat.
Probiotik
berasal dari bahasa Yunani probios yang berarti “untuk kehidupan”. Sejarah
probiotik dimulai dari awal peradaban manusia, keju, susu fermentasi amat
dikenal oleh bangsa Yunani dan Romawi dan dianjurkan diberikan pada anak dan
orang yang baru sembuh dari penyakit. Probiotik adalah mikroorganisme yang bila
dikonsumsi per oral akan memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia dan
merupakan galur flora usus normal yang dapat diisolasi dari tinja manusia
sehat. Kaitan ilmiah antara probiotik dan manfaatnya bagi kesehatan manusia
pertama kali diungkapkan oleh ahli mikrobioligu Rusia bernama Metchnikoff
(1907). Ia menyatakan bahwa asam laktat yang dihasilkan oleh Lactobacillus dalam yogurt dapat
menghambat pertumbuhan beberapa spesies bakteri pathogen.
Namun
ada beberapa ilmuan yang mengartikan probiotik menurut sudut pandang mereka
seperti menurut Havenaar (1992). Probiotik merupakan kultur tunggal atau
campuran dari mikroba hidup uang dikonsumsi oleh manusia atau hewan, bermanfaat
bagi hewan dan manusia dengan jalan menjaga keseimbangan mikrobflora dama
saluran pencernaan. Beberapa hal bakeri yang berasal dari sel probiotik ada
beberapa berdasarkan energi pembentukannya seperti energi yang dihasilkan dari
pati biasa disebut dengan amilolitik, dari protein adalah proteolitik dan yang
berasal dari lemak disebut lipolitik dan dari saluran pencernaan manusia
seperti Lactobacillus acidophilus,
Lactobacillus casei, Lactobacillus gasseri, Lactobacillus reuteri, dapat
berperan sebagai probiotik yang baik. Sedangkan Strepcoccus lactis, Streptococcus thermophilus, Lactobacillus
bulgaricus, Lactobacillus cremoris merupakan kultur fermentasi produk susu
yang tidak dapat mencapai usus manusia dalam keadaan hidup.
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari cara membuat media seleksi
probiotik amilolitik, lipolitik, dan proteolitik untuk akuakultur.
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau
dengan bantuan manusia, mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia
diantaranya melalui substrat yang disebut media. Media adalah suatu substansi
yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembang biakan jasad renik (mikroorganisme). Media dapat
berbentuk padat, cair dan semi padat (semi solid).
Didalam laboratorium mikrobiologi, kultur media sangat
penting untuk isolasi, pengujian sifat-sifat phisis dan biokhemis bakteria
serta untuk diagnosa suatu penyakit. Zat makanan yang dibutuhkan bakteri pada
umumnya sangat bervariasi, dapat berbentuk senyawa-senyawa organik sederhana
atau senyawa-senyawa organik komplek (majemuk). Untuk melakukan hal ini,
haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga
macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Untuk pembuatan media ini menggunakan seleksi probiotik
dengan medium Na (Nutrient Agar), probiotik dapat didefinisikan dalam
beberapa pengertian tergantung pada pemahaman mekanismenya dalam memberikan
pengaruh bagi kesehatan dan kehidupan organisme. Istilah probiotik pertama kali
dicetuskan untuk mendeskripsikan senyawa yang dihasilkan mikroorganisme yang
dapat menstimulir pertumbuhan mikroorganisme lain. Selanjutnya definisi
probiotik berkembang menjadi organisme dan senyawa yang dapat menghasilkan
keseimbangan mikroflora usus.
Beberapa definisi tentang probiotik diungkapkan oleh
beberapa peneliti antara lain, Fuller (1987) diacu dalam Irianto (2003)
mendefinisikan probiotik sebagai makanan tambahan (suplemen) berupa sel mikroba
hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi hewan inang yang
mengkonsumsinya melalui penyeimbangan flora mikroba di dalam intestinumnya.
Oleh karena itu, Verschuere et al. (2000) mengusulkan
definisi probiotik sebagai mikroba tambahan yang memberikan pengaruh
menguntungkan bagi inang melalui modifikasi komunitas mikroba atau assosiasi
dengan inang, menjamin perbaikan penggunaan pakan atau perbaikan nilai
nutrisinya, memperbaiki respon inang terhadap penyakit atau memperbaiki
kualitas lingkungan ambangnya.
Tryptic Soy Agar (TSA) merupakan media agar yang
digunakan untuk kegiatan pengisolasian dan pembudidayaan berbagai macam
mikroorganisme yang bersifat aerobik. Medium ini digunakan untuk berbagai
tujuan yang mencakup pemeliharaan stok
budidaya, isolasi berbagai macam spesie mikroorganisme, serta sebagai dasar
untuk media termasuk darah (Schlegel 1994). Tryptic
Soy Agar (TSA) merupakan media kultur universal, hamper semua jenis bakteri
bisa tumbuh pada media ini. Tryptic Soy
Agar (TSA) digunakan untuk medium pertumbuhan dengan tujuan mengamati
morfologi koloni bakteri, mengembangkan kultur murni, pertumbuhan untuk tes
biokimia. Tryptic Soy Agar (TSA) juga
bisa digunakan untuk menumbuhkan berbagai macam jenis bakteri. Tetapi media Tryptic Soy Agar (TSA) ini memiliki
kelemahan yaitu harus menghitung terlebih dahulu. Keunggulan dari media Tryptic Soy Agar (TSA) yaitu dapat
digunakan untuk menumbuhkan berbagai macam jenis bakteri. Tryptic Soy Agar (TSA) digunakan sebanyak 4 gram/100ml aquades (
Schlegel 1994).
Probiotik telah didefinisikan dalam
beberapa pengertian tergantung pada pemahaman mekanismenya dalam memberikan
pengaruh bagi kesehatan dan kehidupan organisme. Istilah probiotik pertama kali
dicetuskan untuk mendeskripsikan senyawa yang dihasilkan mikroorganisme yang
dapat menstimulir pertumbuhan mikroorganisme lain. Selanjutnya definisi
probiotik berkembang menjadi organisme dan senyawa yang dapat menghasilkan keseimbangan
mikroflora usus. Beberapa definisi tentang probiotik diungkapkan oleh beberapa
peneliti antara lain: Fuller (1987) diacu
dalam Irianto (2003) mendefinisikan probiotik sebagai makanan tambahan
(suplemen) berupa sel-sel mikroba hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan
bagi hewan inang yang mengkosumsinya melalui penyeimbangan flora mikroba
didalam intestinumnya. Namun definisi ini lebih ditujukan pada hewan
terrestrial dan manusia dengan menekankan bahwa probiotik merupakan mikroba
hidup yang diberikan melalui makanan. Definisi Fuller dalam aplikasinya pada
akuakultur perlu ditinjau kembali, karena karakteristik lingkungan perairan
berbeda dengan terrestrial (Irianto 2003).
Oleh karena itu, Verschuere et al (2003) megusulkan definisi
probiotik sebagai mikroba tambahan yang memberikan pengaruh menguntungkan bagi
inang melalui modifikasi komunitas mikroba atau assosiasi dengan inang,
menjamin perbaikan penggunaan pakan atau perbaikan niai nutrisinya, memperbaiki
respon inang terhasap penyakit atau memperbaiki kualitas lingkungan ambangnya
(Irianto 2003).
Keragaman diversitas
mikroba yang terdapat secara alami dalam usus (indigeneous) maupun mikroba
eksogenous (diperoleh melalui makanan/suplemen obat), baik yang bersifat
menguntungkan dan sebagai probiotik ataupun bersifat pathogen akan saling
berkompetisi untuk mempertahankan jumlah koloninya (Soccol dkk. 2010). Karena
itu mengkonsumsi kultur probiotik yang sudah diperkaya jumlah koloninya pada
dasarnya merupakan upaya untuk mempertahankan dominasi mikroflora probiotik
dalam saluran pencernaan.
Probiotik merupakan
suatu istilah yang digunakan pada mikroorganisme hidup yang dapat memberikan
efek baik atau kesehatan pada organisme lain/inangnya. Beberapa contoh pada
makanan suplemen diet yang mengandung bakteri berguna dengan asam laktat
bakteri (Lactic Acid Bacteria) sebagai mikroba yang paling umum
dipakai. Lactic Acid Bacteria Ini tidak hanya menyediakan rasa asam
yang unik dari dairy food fermentasi seperti susu fermentasi, tapi juga
berperan sebagai penyedia, dengan cara mengurangi pH dan membuat kesempatan
organisme merugikan untuk tumbuh lebih sedikit. Pada kultur probiotik selalu
mengacu definisi probiotik yaitu “mikroorganisme hidup yang setelah dikonsumsi
dalam jumlah tertentu memberikan manfaat kesehatan pada manusia atau hewan di
luar gizi dasar yang dikonsumsi” (Patterson 2008). Oleh karena itu, bakteri
probiotik sudah melalui beberapa tahapan uji in vitro tentang ketahanan
terhadap asam lambung, pH, suhu, dan uji klinis in vivo terhadap manfaat yang
dapat meningkatkan efek kesehatan induk semang. Dengan demikian pemberian
kultur probiotik selalu mengacu pada dosis yang dikonsumsi dan jumlah mikroba
hidup yang viable. Kandungan mikroba probiotik dalam produk dapat terdiri atas
satu atau gabungan 2 – 8 jenis bakteri probiotik, tergantung pada kepentingan
penggunaan probiotik dan sasaran konsumen probiotik.
Strain mikroba
probiotik yang digunakan juga harus memenuhi standar yang dikeluarkan setiap
masing-masing wilayah. Misalnya di Amerika, probiotik harus memenuhi standar
Food and Drug Administration (FDA) yang dikenal dengan istilah General
Recognised as Safe (GRAS), di Eropa harus memenuhi standar Qualified
Presumption of Safety (QPS) yang dikeluarkan oleh European Food Safety Agency
(EFSA). Sedangkan wilayah Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Departemen Kesehatan merujuk pada kedua standar tersebut di atas. Aktivitas
proteolitik menghasilkan zona jernih. Bakteri proteolitik adalah bakteri yang
memproduksi enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang
diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri
mempunyai enzim protease di dalam sel, tetapi tidak semua mempunyai enzim
protease ekstraseluler. Dekomposisi protein oleh mikroorganisme lebih kompleks
daripada pemecahan karbohidrat dan produk akhirnya juga lebih bervariasi. Hal
ini disebabkan struktur protein yang lebih kompleks. Mikroorganisme melalui
suatu sistem enzim yang kompleks, memecah protein menjadi senyawa-senyawa yang
lebih sederhana (Durham 1987).
Dalam proses produksi
perbanyakan strain mikroba probiotik menggunakan teknik fermentasi cair pada
fermentor dan pengeringan kaldu fermentasi serta strain mikroba probiotiknya
menggunakan teknik pengeringan fluidized. Adapun sediaan probiotik komersial
yang ada di pasar saat ini tersedia dalam bentuk: probiotik konsentrat
fermentasi dalam makanan berbasis susu, buah, sereal, dan minuman; bahan
probiotik yang ditambahkan ke susu atau makanan berbasis kedelai yang diizinkan
untuk tetap tumbuh berkembang sebagai produk makanan fermentasi; dan sebagai
probiotik konsentrat, sel kering dikemas dalam bentuk bubuk, kapsul atau
tablet.
METODOLOGI
Praktikum tentang pembuatan
media seleksi probiotik amilolitik, lipolitik, dan proteolitik dilaksanakan
pada hari Jum’at tanggal 17 November
2017 pada pukul 08.00 – 10.00 WIB. Bertempat di Laboratorium THP (Teknologi
Hasil Perairan) Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
Alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan elektrik,
hotplate, alumunium foil, tabung erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri, dan lemar
es. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tepung tapioka, minyak zaitun, susu
sceam, nutrient Agar (NA) dan aquades.
Pada praktikum kali ini
prosedur kerja dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan, kemudian tmbang
natrium agar seberat 1,5 gram serta bahan probiotik (minyak zaitun, tepung
tapioka, dan susu sceam) sebanya 1 gram. Kemudian masukkan akuades ke dalam ke
dalam gelas ukur sebanyak 50 ml. setelah itu masukkan natrium agar yang sudah
ditimbang ke dalam Erlenmeyer, lalu tambahkan bahan probiotik yang telah
ditimbang. Kemudian tambahkan akuades yang telah diukur, tutup permukaan
Erlenmeyer menggunakan alumunium foil, lalu homogenkan menggunakan hotplate.
Jika sudah homogeny, pindahkan larutan kedalam cawan petri, kemudian bungkus
cawan petri tersebut menggunakan plastic kurep dengan rapih agar tidak
kontaminan dengan yang lain. Setelah itu simpan di dalam lemari es.
Berikut diagram alir dari prosedur kerja
pembuatan media seleksi probiotik amilolitik, lipolitik, dan proteolitik.
Siapkan alat dan bahan
![]() |
Timbang NA dan bahan probiotik
![]() |
Masukkan bahan ke dalam tabung
erlenmeyer
![]() |
Homogenkan menggunakan hotplate
![]() |
Simpan dalam lemari es
![]() |
Catat hasil yang telah didapat
Gambar
1.
Diagram alir pembuatan media seleksi probiotik amilolitik, lipolitik, dan
proteolitik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang didapat
dalam praktikum ini dibentuk dalam bentuk oalahan data yang dimasukan kedalam
bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Data hasil
pengamatan pembuatan media seleksi probiotik amilolitik, lipolitik, dan
proteolitik.
Kelompok
|
Probiotik
|
Warna
|
Meja 1 (kelas A)
|
Tepung Tapioka
|
Transparan kekuningan
|
Meja 2 (kelas A)
|
Minyak Zaitun
|
Transparan kekuningan lebih pekat
|
Meja 3 (kelas A)
|
Susu Sceam
|
Putih susu
|
Meja 1 (kelas B)
|
Tepung Tapioka
|
kekuningan
|
Meja 2 (kelas B)
|
Minyak Zaitun
|
Berwarna putih
|
Meja 3 (kelas B)
|
Susu Sceam
|
Putih susu
|
Dari hasil yang
diperoleh pada praktikum ini dapat diketahui perbedaan warna dari masing-masing
bahan yang digunakan, untuk bahan tepung tapioka dihasilkan warna transparan
kekuningan setelah dihomogenkan dan disimpan di lemari es. Kemudian pada bahan
probiotik minyak zaitun warna yang dihasilkan ialah transparan namun waran
kuning lebih pekat dibandingkan dengan tepung tapioka. Sedangkan pada bahan
probiotik susu sceam, warna yg dihasilkan ialah warna putih susu. Bahan yang
digunakan oleh kelompok satu adalah tepung tapioka, bahan ini jika dilarutkan
kedalam air sedikit menggumpal, dan ketika dihomogenkan hasilnya yaitu bening
kekuningan dan setelah dituangkan ke cawan petri, media tersebut bisa langsung
mengeras.
Dari
beberapa tahapan yang dilakukan untuk membuat media agar telah mendapatkan
hasil sebuah media agar dengan seleksi probiotik lipolitik, karena bahan baku
tambahan yang digunakan yaitu berupa minyak zaitun. Sebuah media agar yang
kenyal di dalam cawan petri yang telah didinginkan, media tersebut adalah media
Na (Nutrient Agar). Untuk menghindari adanya bahan-bahan yang dapat
mempengaruhi kelarutan (solubilitas) zat yang digunakan, merubah warna media
jika kena panas, meracuni (bakterisidal) atau dapat menghambat pertumbuhan
bakteri dalam pembuatannya digunakan air suling (aquadest) sebagai pelarutnya.
Sedangkan untuk wadah atau tempat melarutkan,
jika jumlahnya sedikit dipakai alat-alat gelas seperti erlenmeyer atau gelas
piala, jika pembuatannya dengan jumlah banyak dipakai ember yang terbuat dari
stainless. Wadah dari tembaga atau seng tidak digunakan untuk menghindari
terjadinya kelarutan pada kedua metal tersebut, karena keduanya diketahui mudah
teroksidasi dan korosif. Jumlah sekecil apapun dari kedua metal ini jika
terlarut dalam media akan bersifat sebagai bakterisidal (Collin dan Patricia,
1987).
Pengukuran derajat keasaman atau eksponen
hidrogen (pH) media sangat penting. Jika terlalu asam atau basa, maka
pertumbuhan bakteri akan dihambat. Hampir semua bakteri tumbuh pada media pH
7.00 – 7.50, dan hanya beberapa saja yang tumbuh pada media yang pH nya dibawah
7.0, misalnya Mycobakterium, yaitu bakteri tahan asam yang tumbuh pada media pH
6.8. Pengukuran pH hendaknya dilakukan pada suhu kamar, untuk menghindari
penyimpangan atau kesalahan.
Pengisian media yang sudah diukur pH nya
kedalam tabung atau botol sebaiknya jangan terlalu penuh untuk menghindari
tumpah atau pecah jika disterilkan. Untuk bentuk padat yang mengandung 2%
agar-agar atau bentuk semi solid yang mengandung 0,2% - 0,5% agar-agar, sebelum
diisikan harus dipanaskan dahulu supaya agarnya larut dan homogen menggunakan
hot plate. Sedangkan untuk pembuatan media agar dimasukan kedalam erlenmeyer
yang kemudian ditutup dengan alumunium foil.
Setiap media yang dibuat, sebelum digunakan
harus dikontrol dahulu sterilitasnya yaitu dengan menyimpan didalam inkubator
pada suhu 37oC selama 24 jam. Media yang terkontaminasi tidak boleh
dipakai dan harus dibuang.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat
ditarik kesimpulan bahwa media agar yaitu Na (Nutrient Agar) yang
merupakan salah satu media kultur umum dipergunakan untuk isobat dan penumbuhan
bermacam mikroorganisme yang bersifat aerobik probiotik, cara membuatnya yang
tidak sulit sehingga praktikan mampu mengikuti sesuai dengan prosedur.
Praktikum yang dilakukan sudah cukup baik dan
sesuai dengan prosedur yang ditentukan hanya saja praktikan masih kurang tertib
dalam melakukan penimbangan bahan, dan diharapkan asisten dapat memperbanyak
alat dan bahan preparat yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisoermarto,
Soenartono, dkk. 1990. Kamus Biologi. Depdikbud. Jakarta.
Collin, C.H and
Patricia. M. Lyne. 1987. Microbiological Method. Fifth Edition. Butterworths, London
Durham DR, DB
Stewart, EJ Stellwag. 1987. Nover alkaline and heat stable serine proteases aaaaaafrom
alkalophilic Bacillus sp. strain GX6638. Di dalam J. Bacteriol. USA: Medline Press.
Fuller, R.
1992. History and Development of Probiotics. London: Chapman and Hall. Hlm 1-8
Havenaar,
R., and H.Jos,J. Huis in’t Veld. 1992. Probiotics:
A General View in The Lactic Acid
Bacteria in Health and Disease. Wood, B.J.B (ed). NewYork: Blackie Academic and Profesional.
Irianto A.
2003. Probiotik Akuakultur. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Metchnikoff
E. 1907. The Prolongation of life.
NewYork: Punams & Sons.
Patterson 2008. The potential
for food irradiation. Letters in Applied Microbiology.
11: 55–61.
Soccol dkk. 2008. Trends in Non-Dairy
Probiotic Beverages, Food Res. Int. 41. 111–123.
Verschuere L, Rombaut
G, Sorgeloos P, Verstraete W. 2000. Probiotic Bacteria as Biological Control in Aquaculture.
Microbiol Mol Biol Rev 64:655-671
Tidak ada komentar:
Posting Komentar