Proses
Pengolahan Pemindangan
1. Proses
Persiapan
Langkah
pertama yang dilakukan untuk proses pemindangan yaitu dengan mempersiapkan
wadah yang akan digunakan serta tungku yang sudah dinyalakan apinya. Wadah yang
digunakan pada proses pemindangan ini yaitu wadah yang berukuran besar dan
bulat berbahan alumunium. Tungku yang digunakannya pun berasal dari tumpukan
batu bata yang disusun membentuk persegi dan di bagian atas serta depannya
diberi lubang guna untuk tempat api keluar serta tempat untuk memasukkan kayu
bakar.
2. Proses
Penyiangan
Langkah
selanjutnya yang dilakukan untuk proses pemindangan yaitu dengan membersihkan
ikan yang akan dipindang terlebih dahulu, yaitu dengan cara membersihkan isi
perut ikan dan juga membuang insangnya, lalu sisiknya pun di buang. Jika ikan
telah di buang isi perut, insang, dan juga sisiknya kemudian ikan dicuci
menggunakan air bersih sampai ikan benar benar bersih dan tidak ada lagi
kotoran yang menempel pada tubuh ikan.
3. Proses
Penyusunan
Langkah
yang dilakukan setelah proses peyiangan adalah proses penyusunan. Ikan yang
telah disiangi dan bersih lalu disusun ke dalam wadah yang telah disiapkan.
Namun, sebelum ikan dimasukkan ke dalam wadah, dimana sebelumnya pada bagian
dasar diberi semacam penyangga dan seperempat wadahnya telah diisi air. Pada
sisi wadah diberi daun pisang yang berfungsi sebagai pembatas antara ikan dan
wadah agar ikan tidak menempel pada wadah sehingga menempel dan rusak. Lalu
susun ikan secara teratur dalam wadah, setiap lapisan ikan diberi koran basah
agar ikan tidak menempel satu sama lain. Setelah ikan tersusun penuh di dalam
wadah, sebelum ditutup ikan ditaburi garam secukupnya yang berfungsi untuk memberikan
rasa gurih pada ikan, menurunkan kadar cairan di dalam tubuh ikan dan mencegah
atau menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk maupun organisme lain yang
kemudian dilapisi menggunakan koran basah dan daun pisang, lalu tutup dan di
atas penutup diberi pemberat. Alat penutup dapat dibuat dari bahan apa saja
asalkan dapat berfungsi sebagai alat untuk mencegah pencemaran yang disebabkan
oleh lalat atau mikroorganisme lain.
4. Proses
Perebusan
Setelah
proses penyusunan kemudian rebus ikan lebih kurang selama 2 sampai 3 jam. Akan
tetapi lama perebusan tidak dapat ditentukan secara pasti. Bila terlalu cepat,
hasil poemindangan kurang sempurna, tetapi bila terlalu lama sering
mengakibatkan tubuh ikan menjadi kering, hangus atau periuk menjadi pecah.
Biasanya dapat mengetahui berapa lama waktu perebusan yang cukup berdasarkan
bunyi air mendidih. Bila air mendidih masih berbunyi halus berarti perebusan
belum selesai, tetapi bila terdengan bunyi air menggelegak berarti wadah
pemindangan ikan harus segera diangkat.
5. Penyimpanan
Ikan
yang telah matang kemudian diangkat dari atas tungku lalu didiamkan sampai ikan
dingin dan ikan siap untuk didagangkan di pasar-pasar tradisional.
Masalah
:
1. Sanitasi
yang kurang diperhatikan seperti dapur yang becek karena bersatu dengan tempat
pencucian ikan.
2. Takaran
garam yang dipakai tidak disesuaikan dengan banyaknya ikan di dalam wadah
3. Pemakaian
koran basah yang tintanya bisa saja membahayakan tubuh
Solusi:
1. Sanitasi
lebih diperhatikan lagi, yaitu dengan memisahkan tempat pencucian ikan dengan
dapur agar dapur tidak becek dan kotor
2. Sebaiknya
sebelum ikan disusun d dalam wadah, ikan terlebih dahulu ditimbang agar takaran
garam yang digunakan pun sesuai dengan berat ikan yang ada dalam wadah
3. Sebaiknya
hindari pemakaian koran karena ikan bisa terkontaminasi dengan tinta yang dapat
membahayakan tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar